Indralaya-Kinerja.net. Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya mengadakan yudisium ke-148 dan ke-149 pada hari Selasa, 25 Agustus 2019 bertempat di gedung dekanat FE(Fakultas Ekonomi) Unsri (Universitas Sriwijaya) lantai 3 . Yudisium kali ini berbeda dari sebelumnya karena untuk pertama kalinya diadakan secara virtual dengan media online dan menggabungkan yudisium ke-148 dan ke-149 . Dengan menghadirkan beberapa mahasiswa sebagai perwakilan, mengingat masa pandemi membatasi jarak sehingga tidak seluruh mahasiswa yang ikut serta dalam yudisium turut hadir ke tempat acara.


Pelepasan Alumni Baru untuk periode April-Agustus 2020, terdiri dari berbagai gelar baik dari Ahli Madya (A.Md), Sarjana Ekonomi (S.E.) , Magister Sains (M.Si), Magister Manajemen (MM), Doktor (Dr.), dan Profesi Akuntan (AK). Di pimpin oleh Prof. Dr. Mohamad Adam, S.E,. ME., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya.

Menurut salah satu peserta yudisium Hendy Fauzy (23), “Yudisium ini menjadi hal yg unik dan menarik karena diadakan secara online dalam situasi new normal. Saya bangga menjadi bagian pertama di Unsri yang yudisiumnya secara online, penerapan daring sebenarnya bukan hal baru di dunia pendidikan tapi terasa berbeda ketika berhubungan dengan yudisuim. Saya juga terkesan karena menjadi perwakilan peserta lainnya dan di yudisium secara langsung oleh dekan, perwakilan ini hanya dihadirkan sebanyak 8 dari 200-an peserta”. Sebagai seorang alumni baru, ia mempunyai pesan terkait administarisi dalam Unsri yang terlalu berbelit-belit. Ia berharap agar urusan administrasi dapat sederhanakan dan dibuat dengan alur yg jelas serta transparan. “Untuk FE Unsri agar mengadakan laboratorium kewirausahaan karena sangat berguna, meningkatkan kemampuan wirausaha mahasiswa.” Ujar Hendy. Menjadi suatu tantangan baru bagi dekan untuk memperhatikan betapa pentingnya laboratorium kewirausahaan, sebab dengan adanya lab kewirausahaan ini diharapkan munculnya wirausaha-wirausaha muda yang hadir dari FE Unsri dan mengharumkan nama FE Unsri.

Yudisium secara online menjadi menarik dan unik, tetapi terdapat kendala pada saat diadakannya acara. “Jujur sebenarnya kurang semangat karena harus menunggu 4 bulan baru di yudisium walaupun sudah mendapat ijazah dan ada beberapa teman yang komplain karena nama yang tidak disebutkan, IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) salah, dan nama yang salah”. Ungkap Eva Purnama Sari (21).
Sebelum mengadakan yudisium, tentu mahasiswa harus menyelesaikan skripsi. Situasi pandemi membuat ruang menjadi terbatas dan menghambat untuk menyelesaikan tugas skripsi. Terkendala melakukan penelitian juga berkomunikasi dengan dosen untuk bimbingan. Menurut M. Syukron Jamil Siregar (23), ia merasa sedikit terkendala ketika menghubungi dosen pembimbing dan merevisi skripsi . Terlebih jika ada revisi, mahasiswa akan merasa sungkan untuk bertanya yang berbelit. Juga sering terjadinya miss komunikasi antara dosen dan mahasiswa. Namun, ia juga tidak terlalu merasa terhambat ketika pengambilan data penelitian karena skripsi yang beliau kerjakan menggunakan data sekunder. Kendala ini juga dirasakan oleh Kurnia Andriyani (22), seperti harus mengerti kesibukan dosen dan sidang yang ditunda.

Dengan adanya yudisium online diharapkan FE Unsri tetap melahirkan lulusan-lulusan berkompeten. Dikutip dari kompas.com fenomena ini tidak hanya dilakukan oleh FE Unsri saja, seperti Undip (Universitas Diponegoro) mengadakan wisuda secara online diwakili dengan robot yang digelar di Gedung Prof. Soedarto. Dilansi dari iNewsJateng.id UNS (Universitas Negeri Sebelas Maret) yang melakukan wisuda secara drive thru, bahkan lulusannya ada yang menggunakan transportasi ramah lingkungan seperti andong, becak, hingga sepeda. Unja (Universitas Jambi) juga turut dalam mengadakan wisuda secara online melalui platform online yaitu youtube.
Wartawan : HGH
Editor : RKS, BIO

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here