Indralaya, Kinerja – Pemira online yang diadakan oleh KPU Universitas Sriwijaya pada Kamis (28/1) dan Jumat (29/1) menyiratkan tanda tanya dari berbagai elemen.

Pemira tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena dilaksanakan secara dalam jaringan (daring) melalui website KPU Unsri.

Dengan cara memasukkan data pribadi berupa nama, NIM, tempat dan tanggal lahir lalu memasukkan email, kemudian token akan dikirimkan melalui email yang dimasukkan sebelumnya untuk memilih paslon.

Dengan sistem ini apakah Pemira Unsri 2021 aman untuk dilakukan? Karena email, NIM, tempat, dan tanggal lahir bisa saja beralih pindah tangan?

Ditemukan beberapa mahasiswa yang ingin melakukan validasi data untuk mendapatkan token agar dapat memilih, tetapi pada saat memasukkan NIM, ternyata NIM yang bersangkutan telah mendapatkan token. Padahal, mahasiswa yang bersangkutan belum melakukan validasi data.  

Selain itu, terdapat alumni yang bisa ikut melakukan pemungutan suara, bukankah yang dapat memilih dalam pemira ini hanya mahasiswa aktif Universitas Sriwijaya?

Ditambah lagi dengan temuan beberapa mahasiswa KM Unsri yang tidak dapat mengklaim token dua kali dengan akun yang berbeda dalam satu gadget, tetapi ada yang bisa melakukan klaim dua kali dengan akun berbeda dalam satu gadget.

Bagaimanakah sistem yang digunakan oleh KPU dalam Pemira Online 2021?

Kami masyarakat KM UNSRI menunggu jawaban KPU.

Wartawan: NAI, CML

Editor: PDH

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here