Beranda Info Jusuf Kalla Kritik Kinerja Nadiem Makarim Sebagai Mendikbudristek

Jusuf Kalla Kritik Kinerja Nadiem Makarim Sebagai Mendikbudristek

128

Jusuf Kalla (JK), mantan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12, menyampaikan kritik terhadap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim dalam Diskusi Kelompok Terpumpun ‘Menggugat Kebijakan Anggaran Pendidikan’ yang disiarkan di kanal YouTube TVR Parlemen pada Sabtu (7/9/2024). Dalam diskusi tersebut, JK membandingkan kinerja Nadiem dengan menteri pendidikan terdahulu yang dinilai lebih berkompeten, seperti Ki Hajar Dewantara, Soemantri, Syarief Thayeb, dan Anies Baswedan. Menurut JK, tokoh-tokoh ini memiliki latar belakang pendidikan yang kuat dan berkontribusi signifikan terhadap sistem pendidikan di Indonesia, sedangkan Nadiem dianggap kurang memiliki pengalaman di bidang tersebut.

JK mengkritik Nadiem Makarim karena dinilai kurang memiliki pengalaman langsung dalam bidang pendidikan dan jarang terlibat aktif dalam tugas kementerian. Ia mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap cara Nadiem menjalankan jabatannya dengan mengarahkan perhatian pada pengalaman pribadinya saat pertemuan yang dijadwalkan di apartemen, bukan di kantor kementerian. JK menilai bahwa seorang menteri pendidikan seharusnya aktif dan hadir di kantor untuk menjalankan tugasnya secara efektif.

JK berpendapat bahwa kementerian pendidikan, mirip dengan sebuah perusahaan besar, memerlukan pemimpin yang kompeten dan terlibat aktif. Ia menekankan bahwa kepemimpinan yang efektif sangat penting untuk memastikan kebijakan yang diambil sesuai dengan kebutuhan pendidikan. Tanpa kepemimpinan yang kuat, meskipun anggaran besar telah dialokasikan, hasil yang diharapkan sulit tercapai. Oleh karena itu, JK mendorong pemilihan menteri yang lebih selektif berdasarkan kompetensi dan pengalaman di bidang pendidikan.

JK juga mengajak pemerintah untuk lebih berhati-hati dalam memilih pejabat publik di masa depan, terutama untuk posisi yang berpengaruh pada sektor pendidikan. Ia berharap kritiknya ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam proses pemilihan menteri, agar lebih fokus pada kompetensi dan latar belakang yang relevan dengan bidang tugasnya. Menurut JK, pemilihan menteri yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan program-program pemerintah dan masa depan pendidikan di Indonesia.

Menutup pernyataannya, JK menekankan bahwa peran pemimpin sangat krusial dalam menentukan kesuksesan sebuah organisasi, termasuk kementerian. Ia mendorong masyarakat untuk lebih kritis dalam mengevaluasi kinerja pejabat publik dan berharap pemilihan menteri di masa depan dapat lebih mengutamakan kompetensi dan kapasitas individu. Dengan memilih pemimpin yang tepat, pemerintah diharapkan dapat mencapai hasil optimal dan memajukan sistem pendidikan nasional secara signifikan.

Reporter: Raline

Editor: Cloudynne

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here