INDRALAYA, KINERJA-  Perampasan tanah oleh PTPN VII Cinta Manis yang terjadi sejak tahun 1982, menjadi awal bagi warga OI berada dalam keterpurukkan.  Seolah menolak untuk menyerah dan berhenti berharap terhadap hak yang dimiliki, hari ini (2/3), warga OI bersama mahasiswa Unsri turun ke jalan melakukan pawai.

Pawai dilakukan untuk menyuarakan keadilan dan pencerdasan kepada masyarakat luas serta pemerintah bahwa konflik di Cinta Manis yang dialami warga OI belumlah usai.

“ Dari dulu sampai sekarang, konflik ini belum selesai, dan pemerintah hanya tutup mata, tidak mau menolong masyarakat untuk menyelesaikan konflik ini! Dan kami hanya percaya kepada mahasiswa sekarang! Tiada lagi pemerintah akan berpihak kepada kami! Kami percaya kepada mahasiswa! Tanpa mahasiswa Negara ini tidak akan berdiri dengan benar!,“ Orasi Emilia, Koordinator Massa Masyarakat.

Menurut Bagas, Gubernur Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsri mengatakan bahwa terlibatnya mahasiswa dalam aksi merupakan hal yang penting dan bukan tanpa alasan. “Karena sebagai mahasiswa, kita adalah bagian dari rakyat, beberapa tahun ini mahasiswa unsri tak pernah melibatkan rakyat atau melibatkan diri dalam aksi bersama rakyat. Pada aksi ini terasa benar ruh perjuangan, kita benar benar merasakan keresahan rakyat, dan juga karena kita sebagai mahasiswa unsri, berkuliah di Ogan Ilir, tapi selama ini kita menutup mata atas konflik yang terjadi di Ogan Ilir sendiri,” Ungkap Bagas.

Kegiatan pawai yang dilaksanakan sejak pagi hari ini, diikuti oleh 70 orang mahasiswa Unsri, dan 31 masyarakat yang berasal dari desa Seri Bandung, desa Betung, desa Tanjung Pinang, dan desa Tanjung Laut. Kegiatan pawai tersebut dimulai dari titik kumpul di Simpang Muara Meranjat, hingga ke gerbang Kantor Terpadu Pemkab Ogan Ilir.

Teriknya matahari, dan jauhnya perjalanan tak menghalangi semangat warga untuk dapat menyuarakan haknya dalam aksi tersebut. Aksi pawai yang terjadi hari ini, nampaknya menjadi langkah awal bagi mahasiswa Unsri dalam membantu penyelesaiakn koflik Cinta Manis.

Bagas menambahkan jika kedepannya akan dilakukan pendalaman masalah terkait konflik Cinta Manis. serta menyusun eskalasi panjang dan merumuskan gerakan-gerakan konkret. Mahasiswa juga diharapkan bisa menjadi Hingga, menjadi relawan bagi trauma healing bagi masyarakat yang sudah terganggu psikologisnya dalam memperjuangkan hak puluhan tahun yang juga sering mendapatkan aksi terror, intimidasi, kekerasan hingga kriminalisasi. (frl)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here