INDRALAYA, KINERJA – Apa yang terlintas di benak para pembaca ketika mengingat kuliner pisang? Pisang goreng? Pisang rebus? Kolak pisang? Pisang molen? Atau Pisang Epe dari Tanah Bugis Makassar? Pisang emang menjadi salah satu bahan olahan kuliner yang banyak diminati. Hal ini pula yang membuat Mahasiswi Akuntansi Unsri angkatan 2017, Ivana Amelia Suparta bersama rekannya Monica Septi Ayu memilih untuk bisnis kuliner pisang namun lkekinian, The Banana.

“The Banana adalah produk yang menjual makanan berbahan dasar pisang, dimana pisang adalah salah satu buah-buahan yang disebutkan dalam Al Quran,” ujar Vina, sapaan akrab Ivana. “Terus juga pisang itu termasuk buah yang mengandung karbohidrat tinggi, yang artinya bisa mengenyangkan,” sambungnya. “Terus, produk yang kami jual itu kan olahan pisang, nah biasanya orang jual pisang goreng, kalau The Banana jual produk pisang yang beda, dimana pisang tersebut dibuat lebih kekinian,” tutur Vina.

Kekinian, karena produknya sesuai dengan selera millenial, “Tampilannya dikemas seperti sate-satean pisang, terus dengan macam-macam topping sesuai selera konsumen, dan rasanya juga tidak eneg, karena perpaduan crunchy dan mozarella yang gurih ditambah coklat yang manis,” kata Vina.
“Intinya, produk yang dijual The Banana adalah produk jajanan kekinian yang enak, relatif murah dan ngenyanginlah,” tutur Vina.
“Nah kalau sejarahnya, memang awalnya penjualan Pisang kekinian ini sudah dijual lebih dulu oleh si Septi tadi, kebetulan dia masih keluarga, terus Vina yang punya ide untuk bentuk usaha yang dikasih nama The Banana LLG,” Vina bercerita. Namun karena ia merasa Septi, rekannya, sudah paham tentang olahan produknya, lalu Vina juga kuliah di jurusan akuntansi, jadi match dengan bisnis tadi, jadi Vina mikirnya, kalau masalah olahan produk itu lebih cocok diolah Septi, dan masalah branding, keuangan, permodalam itu tanggung jawab Vina,” tuturnya lagi.

Dikatakan Vina, The Banana saat ini memiliki dua cabang, di Lubuk Linggau dihandle Septi, sedangkan di Palembang dihandle Vina. “FYI, The Banana ini kan dikelola oleh dua orang, jadi dari awal memang sudah dibuat pemisahan entitas bisnisnya dengan entitas individu,” katanya. Perihal pemasaran, dilakukannya melalui media sosial Instagram, Facebook dan Whatsapp. (IG: @thebanana.llg)
“Oh ya, menu perpisangannya ada 4. Banana Crunchy 15K, Banana Mozarella Crunchy 20K, Banana Topping 17K, dan Banana Cheese 20K, itu menunya inshaallah setiap hari ada,” ujar Vina. “Terus juga setiap bulannya, biasanya selalu ada menu khusus yang hanya ada di bulan itu,” ujar Vina. Contohnya, saat Ramadhan kemarin, tersedia salad dan menu baru, yakni Bandot (Bandot). “Adapun toppingnya alhamdulillah sudah ada macam-macam, coklat, crunchy, green tea, taro dan tiramisu,” tutur Vina.

Ada yang menarik dari Bisnis The Banana sejak mulai operasional 16 Maret 2019 itu, mereka tak hanya menekankan profit oriented, tapi juga berusaha untuk menyusupkan social-religion oriented. “Action yang kami lakukan untuk social -religion oriented misalnya di setiap branding produk, kami libatkan tata peraturan yang ada di masyarakat dan agama,” katanya.
“Kalau sounding ke konsumen, kami usahakan pakai kalimat yang diajarkan agama, seperti Assalammualaykum, Alhamdulillah dan lain-lain, terus juga kami selipkan manfaat makan pisang bagi kesehatan,” ujarnya. Selain itu, ia juga menyertakan sejarah pisang dan menjelaskan bahwa pisang adalah salah satu buah yang disebut dalam Al Quran.

“Dan yang terakhir ini action yang semoga istiqomah kami jalankan, jadi setiap hari jumat itu kami mengadakan diskon 10%, kenapa Jumat? Karena kami entrepreneur muslim percaya Jumat adalah hari raya, hari berkah dan jadi kesempatan emas untuk bersedekah,” cerita Vina. “Dan juga 2,5% profit yang kami dapat insyaAllah selalu kami share ke yang membutuhkan, semoga selalu begitu,” tutup Vina. (bgs) (frl)