INDRALAYA-KINERJA.NET. Sejak diterbitkannya Surat Edaran dari Rektorat pada hari Senin (16/3) kemarin sebagai hasil dari Rapat Pimpinan Plus Universitas Sriwijaya (UNSRI), maka sistem proses belajar mengajar (PMB) di UNSRI berubah.
![](https://kinerja.net/wp-content/uploads/2020/03/Screenshot_2020_0323_202953-700x937.png)
![](https://kinerja.net/wp-content/uploads/2020/03/Screenshot_2020_0323_203006-700x784.png)
Berdasarkan surat edaran tersebut, proses belajar mengajar di UNSRI yang biasanya menggunakan cara konvensional (tatap muka dan dikelas) berubah menjadi metode “Daring” menggunakan media seperti Google classroom, Zoom, dll. Tak hanya itu, PBM pun dipadatkan menjadi 2 minggu saja. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya dari UNSRI dalam mencegah penyebaran wabah Corona Virus Disease (COVID-19) yang belakangan ini sudah menjadi pandemi dan membawa banyak dampak di segala sektor, termasuk sektor pendidikan.
Fakultas Ekonomi (FE) pun mendukung penuh serta melaksanakan perintah yang tertuang dalam surat edaran tersebut. FE menghimbau seluruh Mahasiswanya agar menjaga kebersihan, dan menyampaikan kepada para Dosen agar merubah metode PBM konvensional menjadi PBM via daring. Fakultas yang biasanya ramai kini menjadi sepi sebagai antisipasi penyebaran COVID-19.
M. Rizal, selaku staff administrasi FE, membenarkan tentang surat edaran rektor tersebut. “Itu dari Rektor, mulai senin ini (23/3) tidak ada lagi perkuliahan tatap muka, para dosen juga sudah diimbau agar merubah sistem PBM menjadi via daring yang difasilitasi berbagai aplikasi pendukung” tuturnya. Ia menambahkan bahwa yang diliburkan itu hanya para Mahasiswa dan Dosen, sedangkan untuk bagian administrasi tetap buka seperti ala kadarnya.
Salah satu dosen Fakultas Ekonomi, Dr. Imam Asngari, SE.,M.Si atau lebih akrab disapa Pak Imam juga mendukung keputusan rektor tersebut. Beliau berpendapat bahwa dengan digalakkannya kuliah daring ini, diharapkan dapat mengurangi resiko penyebaran dan dapat memutus rantai penyebaran dari COVID-19. Sementara yg berkaitan dengan pertemuan, perkumpulan masa/sejumlah orang dihindari. “Kita paling tidak 2 minggu mengisolasi diri tetapi tetap belajar, bekerja dan beribadah dari rumah. Selanjutnya lihat situasi perkembangan pandemi Covid-19” ujarnya.
Mahasiswa yang paling merasakan efek dari perubahan sistem PBM ini adalah Mahasiswa semester akhir. Dengan diberlakukannya kebijakan ini, mereka jadi agak kesusahan untuk melakukan bimbingan. Beruntungnya, ujian komprehensif masih dapat dilaksanakan meskipun waktunya dipersingkat dan dikontrol oleh pihak yang berkepentingan. “Layanan tetap berjalan, kemarin (jumat) kita laksanakan ujian sempro di Palembang. Ke depan kita akan uji coba online meeting. Dalam masa sulit ini jika berkepanjangan kita usahakan online” sambung pak Imam. (agn)