INDRALAYA, KINERJA – Sore (25/9) tadi, Landmark Universitas Sriwijaya kampus Indralaya dihiasi warna kuning almamater. Aliansi Gerakan Diskusi dan Aksi (Garda) Sriwijaya menggelar aksi solidaritas dalam rangka memperingati momentum Hari Tani Nasional pada tanggal 24 September kemarin.
Puluhan mahasiswa menggelar aksi orasi dan juga puisi di tengah suasana sore landmark Unsri yang banyak dikunjungi masyarakat dari luar Unsri. Aksi yang dimulai sejak pukul 16.00 WIB itu dimotori oleh BEM KM Unsri bersama dengan BEM seluruh fakultas.
Kementerian Politik dan Propaganda BEM KM Unsri, Roben Syahputra mengatakan setidaknya ada empat poin yang menjadi titik fokus mereka. “Dalam wilayah lokal kita kritik harga karet yang murah. Kita menuntut supaya harga karet lebih kompetitif,” ujar Roben kepada Kinerja.
Roben menambahkan, ia juga menyoroti upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan melalui program Upsus Pajale (Upaya Khusus Padi Jagung dan Kedelai) yang dinilainya belum maksimal. “Upsus Pajale belum maksimal dalam pelaksanaannya, itu yang kita soroti,” lanjutnya.
Lanjut, ia juga menyinggung isu kegaduhan dalam pengambilan keputusan mengimpor pangan ugal-ugalan yang justru bertolak belakang dengan kesejahteraan petani lokal. “Kita kritik kegaduhan dalam keputusan impor, dan terbukti dengan fakta bahwa antara institusi masih saling menyalahkan,” pungkas Gubma FT Unsri periode 2016/2017 itu.
Terakhir, Roben menyinggung permasalahan Reforma Agraria. “Kita menagih janji pemerintah yang katanya gencar membuka lahan baru. Di Sumsel contohnya konflik di Cinta Manis dan Lahat, yang memakan korban, belum lagi di Kulonprogo dan di Tamansari,” tutupnya.
Wartawan: Bagas Pratama