INDRALAYA, KINERJA – Berbeda pandangan dengan pandangan Gubernur Mahasiswa (Gubma) fakultas lainnya, Gubma Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan Unsri, Doki Efendi menyebut bahwa dalam ajang Pemilihan Rektor periode 2019-2023, mahasiswa hanya sebatas tim hore. Hal itu ia sampaikan kepada Kinerja. “Mahasiswa Unsri hanya menjadi tim hore dalam ajang pemilihan Rektor tahun 2019-2023,” ujarnya Minggu (23/06/2019).
Pasalnya, menurut Doki karena beberapa penilaian yang dilakukan mahasiswa melalui polling online yang beredar di kalangan mahasiswa, dosen dan karyawan beberapa waktu lalu yang berisi ajakan memilih rektor idaman hanya dianggap menjadi kesenangan belaka. “Karena hal itu hanya akan menjadi sebatas skala prioritas semata dan tidak akan mempengaruhi suara senat untuk menentukan siapa yang akan menahkodai Unsri pada tahun 2019-2023,” tutur Doki.
Namun, mahasiswa asal Bengkulu itu mengatakan, walaupun mahasiswa hanya sebagai tim hore dalam pemilihan rektor, sebagai kaum intelektual harus tetap peka terhadap keadaan dan tetap menjunjung idealisme mahasiswa sebagai mitra kritis. “Karena yang akan merasakan suhu kepemimpinan Rektor terpilih nantinya bukan hanya para senat yang terhormat saja, melainkan seluruh unsur civitas akademika Unsri tanpa terkecuali mahasiswa,” ujar Doki.
Gubma FKIP Unsri, Doki Efendi dan Wagubma FKIP Unsri, Dermawan Urip Santoso saat kampanye Pemira 2018 lalu |Foto: Dokumentasi pribadi Doki
Oleh karena itu, kata Doki, calon rektor Unsri 2019-2023 harus menampung aspirasi dalam menyusun strategi berupa visi dan misi yang sesuai dengan realitas mahasiswa sekarang. “Rektor 2019-2023 harus menampung aspirasi dalam menyusun visi dan misi agar kemudian kemajuan Unsri kedepan bukan menjadi barang yang mustahil,” lanjut Doki. Mahasiswa Pendidikan Biologi 2016 itu juga menyampaikan bahwa mahasiswa harus tetap mendoakan siapapun yang terpilih menjadi orang nomor satu di Unsri kedepan adalah orang yang mampu mengemban dan menjalankan amanah dengan baik.
Doki juga menyampaikan beberapa poin perbaikan yang menurutnya perlu dilakukan oleh Rektor Unsri 2019-2023. Poin itu berisi tujuh hal:
- Perubahan status hukum Unsri dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Menurut Doki, untuk menjadi World Class University, hendaknya Unsri harus mandiri, contohnya dalam bidang keuangan.
- Peningkatan serapan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
- Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur Unsri.
- Meningkatkan fasilitas penunjang perkuliahan.
- Memperhatikan nasib atlit-atlit yang ada di Unsri dan meningkatkan perhatian terhadap berbagai aktivitas mahasiswa.
- Memperhatikan sistem akademik Unsri yang belum sesuai dengan kondisi Unsri saat ini.
- Memperkuat penerapan prinsip Good University Governance (GUG). Melalui GUG diharapkan dapat menghindari kecurangan berupa Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di lingkungan Unsri melalui empat prinsip yakni Transparency (Keterbukaan informasi), Accountability (pertanggungjawaban), Responsibility (responsibilitas) dan indepedency (kemandirian)
Menurut Doki, ketujuh poin di atas tidak dapat dicapai seorang diri oleh Rektor, dibutuhkan kerjasama seluruh elemen. “Ketujuh hal itu tidak mungkin dapat dicapai hanya dengan ide, darah bahkan tangisan seorang rektor saja, melainkan harus melibatkan seluruh elemen yang ada di Unsri,” ujar Doki.
Doki saat lawatan ke Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Malaysia | Foto: Dokumentasi pribadi Doki
Doki yakin setiap calon rektor Unsri 2019-2023 adalah putra terbaik bangsa, dan seluruh elemen harus bahu-membahu membantunya. “Saya yakin calon rektor Unsri 2019-2023 adalah putra terbaik bangsa, oleh karena itu siapapun yang menjadi rektor Unsri terpilih nanti, hendaknya kita harus saling bahu membahu untuk sama-sama menjadikan Unsri lebih baik lagi,” ujar Doki.
“Supaya menjadi universitas yang mampu bersaing di kancah dunia yang siap mencetak putra-putri terbaik bangsa melalui peran menumbuhkan akhlak mulia dalam diri mahasiswa sehingga mereka dapat menjadi pemimpin terbaik,” imbuhnya. (bgs)
Sudah kuduga yg nemilih rektor bukan seluruh orang yg ada di lingkungan unsri, tetapi para senat
Apakah perubahan badan hukum unsri dari PTN-BLU menjadi PTN-BH nantinya akan menjadikan ukt di lingkup unsri menjadi mahal?