Dewasa ini yang begitu dinamis dari waktu ke waktu mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat. Jika kita bandingkan situasi saat ini dengan situasi beberapa tahun lalu tentu sangat berbeda jauh. Hal ini tercermin dari perubahan pada berbagai aspek lini kehidupan manusia, salah satunya adalah teknologi informasi. Kondisi tersebut menyebabkan tantangan yang akan dihadapi pada masa depan semakin kompetitif. Oleh karena itu, kita sebagai seorang mahasiswa harus mampu beradaptasi dengan cepat serta sedari dini mempersiapkan segala sesuatu untuk masa yang akan datang dengan baik.

            Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengaktualisasikan diri kita menjadi lebih baik adalah mengikuti organisasi karena dengan berorganisasi semua skill (keahlian) yang ada di dalam diri akan mengalami peningkatan seiring berjalannya waktu. Berbagai hal bisa kita dapatkan melalui organisasi diantaranya melatih jiwa kepemimpinan, meningkatkan critical thinking (daya kritis), menjadikan kita berani untuk berbicara di hadapan orang banyak (public speaking), mengasa kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan bekerjasama dalam tim dan masih banyak lainnya. Dari banyaknya keuntungan yang bisa didapatkan dari berorganisasi, mahasiswa sangat disarankan untuk terlibat aktif untuk menjadi organisatoris baik di dalam kampus maupun di luar kampus.

            Namun dibalik semua keuntungan yang bisa diperoleh melalui organisasi, terdapat sebuah stigma negatif dikalangan mahasiswa. Bahwa dengan berorganisasi akan menganggu nilai akademik di kampus sehingga sebagian mahasiswa justru tidak memiliki keinginan untuk masuk ke dalam organisasi bahkan cendrung merasa takut karena dibayangi oleh ancaman adakemik yang sedang dijalankan. Jika kita lihat secara fakta, dewasa ini banyak sekali mahasiswa di lingkup Fakultas Ekonomi, Universitas Sriwijaya yang aktif berorganisasi, namun secara sisi akademik tetap baik dan sama sekali tidak mengalami gangguan. Bahkan dengan berorganisasi prestasi akademik mengalami peningkatan. Hal ini tentu secara tidak langsung mematahkan stigma yang beredar di kampus.

            Dalam menjalankan sesuatu hal hendaknya kita mampu untuk menyeimbangkan seluruh aktivitas yang ada dengan baik, begitu juga antara organisasi dan akademik. Beberapa tips yang bisa kalian lakukan untuk menyeimbangkan kedunya :

1) Kenali diri sendiri dengan baik

Seorang ahli perang asal Tiongkok, Sun Tzu, pernah berkata “Kenali dirimu, kenali musuhmu, dan kenali medan tempurmu. Seribu peperangan, seribu kemenangan” ini adalah taktik perang yang bisa dipraktekan dalam kehidupan. Mengenali diri sendiri merupakan dasar bergerak untuk menentukan hal apa yang ingin dilakukan, bagaimana cara untuk mencapai tujuan, dan kenapa harus mencapai tujuan.

2) Jangan pernah merasa puas

Sikap ini sangat tepat jika dianalogikan dengan pribahasa “Jangan menjadi katak dalam tempurung”. Seluruh ilmu, kemampuan, dan pengalaman yang didapat dari waktu ke waktu tentunya bukan menjadi alasan untuk kita merasa cukup karena pada dasarnya ketika kita maju selangkah, maka akan ada ratusan, ribuan, dan bahkan jutaan orang lain juga. mendapatkan hal yang serupa oleh karena itu penting untuk menanamkan sikap ini dengan begitu kita terus merasa kurang dan selalu ingin belajar hal-hal yang baru.

3) Tentukan tujuan secara realistis

Dengan adanya tujuan kita bisa menetapkan sesuatu yang ingin kita capai dan setiap orang berhak untuk memiliki impian serta ambisi. Akan tetapi, seluruh hal tersebut akan menjadi lebih terukur serta terarah jika nantinya dapat untuk dilakukan (realistis). Untuk mampu menyeimbangkan antara akademik dan organisasi kita harus mampu untuk mengukur kemampuan yang ada serta memiliki tujuan yang jelas sehingga arah dari tujuan yang ingin dicapai jelas.

4) Manfaatkan peluang

Kesuksesan bukanlah suatu kebetulan, bukan juga diturunkan begitu saja. Namun, harus dikejar dengan cara cerdik memanfaatkan peluang. Karena hidup kedepan tentang peluang, seorang pemenang bisa menang karena adanya peluang yang bisa dilakukan dan peluang tersebut tidak disadari oleh lawan. Begitupula dengan organisasi dan akademik, begitu banyak peluang yang ada tergantung bagaimana kita memanfaatkan peluang tersebut guna mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.

5) Konsisten dan komitmen yang tinggi

Dalam menyeimbangkan organisasi dan akademik tentu akan banyak sekali dinamika perubahan yang terjadi baik faktor internal maupun faktor eksternal oleh karenanya konsistensi dibalut dengan komitmen yang tinggi adalah kunci untuk menghadapi perubahan yang ada. Dengan demikian kita tidak akan pernah goyah dan tetap terus maju untuk kedepannya.

Pada dasarnya keseimbangan antara organisasi dan akademik memerlukan perecanaan yang matang karena tanpa perencanaan yang matang semua yang dilakukan akan sia-sia dan tidak memiliki tujuan. Untuk menjadi mahasiwa cerdas dalam organisasi dan akademik merupakan dua sisi mata koin yang berkesinambungan karena antara kedua hal tersebut akan saling mengisi kokosongan satu sama lain. Ayo berproses untuk cerdas organisasi dan cerdas akademik.

Penulis : Farrel Farhan Zhafiri

Editor : HGHS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here