kinerja.net-Badan Pusat Statistika (BPS) Indonesia mengadakan jumpa pers pada Kamis, (05/08). Konferensi kali ini membahas “Rilis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-2021” yang dipimpin oleh Margo Yuwono selaku ketua BPS Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 7,07% (YoY) menyatakan Indonesia resmi keluar dari zona resesi.  

“Saat kita membicarakan pertumbuhan ekonomi, ada tiga indikator penting yang disajikan. Tiga indikator penting tersebut adalah pertumbuhan ekonomi secara years on years (YoY), quarter to quarter (QtQ), dan kumulatif (CtC),” ujarnya.

Pertumbuhan perekonomian triwulan II-2021 meningkat 7,07% (YoY) dan tumbuh 3,31% (QtQ), sedangkan secara kumulatif tumbuh 3,10% (CtC). Untuk pertumbuhan secara YoY 2021 lebih baik dibanding 3 tahun sebelumnya. Pad tahun 2020 sempat terjadi kontraksi pada triwulan II sebesar 5,32%, sementara pada tahun 2018 dan 2019 masing-masing di angka 5,27% dan 5,05%.

“Perekonomian global pada triwulan II-2021 mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari pergerakan indeks PMJ secara global. Dimana pada bulan Maret 2021 secara global 54,8% terus meningkat menjadi 56,6% pada bulan Juni 2021,” lanjutnya.

Ada dua komoditas yang mengalami peningkatan baik itu secara QtQ maupun YoY. Komoditas tersebut ialah komoditas makanan (gandum,minyak kelapa, sawit, dan kedelai) dan komoditas hasil tambang (timah, alumunium, dan tembaga).

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara YoY dipengaruhi oleh dua faktor. Dua faktor tersebut yaitu, pada low-base effect triwulan II 2020 dan adanya pemulihan ekonomi.

Dilansir dari cnbcindonesia.com, Anthony Kevin selaku Ekonom Mirae Asset menilai unsur basis yang rendah (low-base effect) sangat berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021. Maklum, kuartal II-2020 yang dijadikan perbandingan adalah titik nadir di mana PDB mengalami kontraksi lebih dari 5% YoY.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti ekspor 2021 yang mengalami peningkatan melalui permintaan sebesar 55,89% (YoY) dan tumbuh 10,36% (QtQ). sejalan dengan hal tersebut, impor juga meningkat sebesar 50,21% (YoY) dan tumbuh 9,88% (QtQ).

Peningkatan pada angka ekspor yang memiliki peran sangat besar adalah sektor migas dengan perubahan sebesar 86.12% (YoY) dilanjut dengan tambang dan lainnya sebesar 77,83% (YoY).

Di tahun sebelumnya BPS Indonesia mengumumkan bahwa Indonesia mengalami penurunan pada pertumbuhan ekonomi dengan minus 3.49% pada kuartal-III. Kuartal I dan II yang mengalami penurunan menjadi tanda bahwa Indonesia akan masuk ke jurang resesi, dengan pengumuman dari BPS bahwa Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi, maka indonesia resmi masuk ke jurang resesi.

Pada mobilitas masyarakat yang disajikan, bahwa adanya pemulihan baik dari angkutan darat dengan angkutan kereta api, angkutan laut, dan angkutan udara. Pada angkutan udara didominasi pada penggunaan penerbangan domestik. Hal ini sesuai dengan fokus dari salah satu maskapai plat merah Indonesia yang difokuskan untuk melayani penerbangan domestik. Pemulihan dari April sampai Desember 2020, juga pada Januari hingga Juni 2021. Mobilitas masyarakat yang menggunakan angkutan lainnya juga menunjukan adanya perkembangan penumpang angkutan laut dan angkutan darat.

Pembatasan mobilisasi tentu membuat sektor pariwisata terpuruk secara langsung akibat pandemi. Hal ini dilakukan dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19. Indikator pada pariwisata yang digunakan adalah berdasarkan Tigkat Penghunian Kamar (TPK). Provinsi yang memberikan TPK terbesar didominasi oleh Yogyakarta dengan angka 30,23% (YoY). Pariwisata memberikan impact pada ekonomi yang cukup besar.  Supply chain dari pariwisata tentunya memiliki peran untuk semua sektor yang akan terdorong.

“Angka 7,07% memberikan klarifikasi pada kita semua, bahwa dengan membaiknya penanganan kesehatan covid-19 dan peluang kasus hariannya akan memberikan peluang mobilitas masyarakat yang semakin membaik dan pada akhirnya memberikan klarifikasi ekonomi kita membaik,” ujar Margo Yuwono.

Dengan pernyataan tersebut menyatakan bahwa Indonesia resmi dinyatakan keluar dari resesi selama 9 bulan yang sebelumnya mengalami keterpurukan di tahun 2020.

Penulis: HGH

Editor: stv

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here