Indralaya, kinerja.net-Badan Ekeskutif Mahasiswa Universitas Sriwijaya (BEM KM Unsri) bersama Aliansi Reformasi Sriwijaya melakukan Aksi Peduli Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada Rabu (04/08). Mahasiswa Univeristas Sriwijaya bersama Dwiki Sandy, selaku Presiden Mahasiswa Univeristas Sriwijaya menggelar aksi di depan Gedung Rektorat Indralaya.

Massa Aksi Peduli UKT (04/02/21), sumber: Aliansi Reformasi Sriwijaya

Poin-poin yang menjadi tuntuan aksi, yaitu:

  1. Perpanjangan masa pembayaran dan pengajuan keringanan UKT samapai 10 hari dari timeline yang telah ditentukan sebelumnya,
  2. Menurunkan UKT bagi mahasiswa yang mengajukan penurunan karena terdampak pandemi untuk semester ganjil 2021,
  3. Kompensasi UKT bagi seluruh mahasiswa Universitas Sriwijaya, dan
  4. Menjamin tidak ada mahasiswa Universitas Sriwijaya yang putus kuliah karena terkendala pembayaran UKT.

Aksi dimulai puku 10.40 dibuka dengan penyampaian orasi lalu aspirasi. Penyampaian aspirasi cukup lama, sembari menunggu Rektor untuk turun menemui massa.

Pihak Humas dari Aliansi Reformasi Sriwijaya masuk ke dalam Gedung Rektorat dan melakukan diskusi terkait teknis penyampaian aspirasi dari mahasiswa. Akan tetapi, diskusi yang berlangsung tidak menuai kesepakatan. Akhirnya, pihak Humas dari aksi memutuskan untuk bersolidaritas menjaga nafas gerakan Polemik UKT tetap berlanjut.

Pada pukul 14.05 WIB (04/08), Wakil Rektor III akhirnya turun untuk menemui masa aksi. Namun, respon yang diberikan oleh Wakil Rektor III tidak memuaskan hati massa.

“kita selesaikan dengan cara audiensi tertutup saja, mengingat sekarang ini masih dalam kondisi covid-19 alangkah baiknya kita diskusikan saja secara tertutup,” ujarnya.

Namun, karena aspirasi mahasiswa adalah audiensi terbuka, sehingga apapun yang menjadi aspirasi mahasiswa bisa didengar langsung oleh mahasiswa per individu. Tetapi pihak pemimpin kampus tidak menyepakati permintaan tersebut dan kembali masuk ke Gedung Rektorat meninggalkan massa.

Aksi sudah dilakukan secara tertib dan damai, serta dengan mematuhi protokol Kesehatan dari pagi hingga sore hari. Namun, masih belum ada titik terang dari Rektor Universitas Sriwijaya. Sampai pada pukul 16.00 WIB, Pemimpin Kampus meninggalkan Gedung Rektorat tanpa memberi kejelasan kepada massa.

Massa aksi pun memutuskan untuk tetap bersolidaritas untuk mengawal polemik UKT dan menyatakan sikap dengan mendeklarasikan tetap melanjutkan aksi dan bermalam di Gedung Rektorat hingga Kamis (04/08).

Penulis: FA

Editor: stv

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here