Indralaya, kinerja.net-Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sriwijaya (BEM Unsri) dan Aliansi Reformasi Sriwijaya telah melaksanakan audiensi bersama rektorat di KPA Unsri Kampus Palembang pada Senin (02/08). Audiensi ini membahas polemik yang sedang hangat-hangatnya di Unsri, yaitu polemik Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang belum ada kepastian sampai hari ini.
Audiensi dihadiri oleh perwakilan dari Aliansi Reformasi Sriwijaya, perwakilan rektorat, yakni Inayati Mandayuni,S.T, M.Si selaku Plt. Biro Akademik dan Kemahasiswaan, Iwan Stia Budi, S.KM. M.Kes selaku Wakil Rektor 3, dan Prof. Dr. Taufiq Marwa, SE. M.Si selaku Wakil Rektor 2.
Dilansir dari postingan BEM KM Unsri (Instagram: @bemkmunsri), beberapa poin yang dijawab oleh rektorat:
- Masa pembayaran dan pengajuan keringanan UKT tetap pada jadwal yang sama. Rektorat berdalih waktu pembayaran UKT sudah cukup panjang karena SK telah diumumkan 1 minggu sebelum portal pembayaran UKT dibuka.
- Sampai saat ini kampus enggan memberikan kompensasi atau potongan UKT bagi seluruh mahasiswa dengan berbagai dalih.
- Bagi mahasiswa yang mengajukan penuruan UKT, akan segera dikabarkan terkait kepastian diterima atau tidaknya pengajuan tersebut sebelum masa pembayaran UKT ditutup.
- Potongan UKT sebesar 50% bagi mahasiswa semeseter 7 yang tinggal tugas akhir juga tidak dapat dilakukan, karena hanya berlaku untuk semester 9 saja.
- Pemimpin kampus akan menjamin agar tidak ada mahasiswa yang berhenti kuliah karena terkendala ekonomi.
Terhitung sejak tanggal 31 Juli lalu, BEM KM Unsri telah melakukan aksi terkait polemik UKT yang tak kunjung digubris oleh rektorat. Dimulai dari menggalakkan sebuah petisi “Solidaritas Tunda UKT”. Sampai hari ini (04/08), petisi tersebut sudah ditandatangani oleh 2.801 orang.
Selanjutnya, Aliansi Reformasi Sriwijaya mengajak teman-teman Unsri untuk turut andil dalam aksi media. Yang mana mahasiswa Unsri diajak untuk membagikan pamflet terkait UKT di berbagai sosial media serta menaikkan tagar #GanyangRektorat #UKTMerakyat #BenahiSriwijaya. Namun, ini pun tidak juga digubris oleh rektorat.
Sampai pada 2 Agustus, Aliansi Reformasi Sriwijaya datang ke KPI Unsri Kampus Palembang untuk meminta kejelasan kepada Rektor. Namun, Perwakilan Aliansi Reformasi Sriwijaya tidak dipertemukan langsung oleh Rektor Unsri.
“Dari poin-poin jawaban yang diberikan oleh rektorat terkesan belum ada itikad baik dari rektorat untuk bisa berkompromi dan memberikan bantuan nyata untuk seluruh mahasiswa. Bahkan, dengan berbagai upaya persuasif yang telah dilakukan, pihak rektorat terkesan enggan untuk membantu mahasiswa. Oleh karena itu, ke depan kita akan terus mengawal dan menyiapkan eskalasi-eskalasi selanjutnya, agar keresahan yang diperjuangkan dapat membahagiakan semua mahasiswa Unsri,” isi cuitan postingan Aliansi Reformasi Sriwijaya (instagram: @reformasi_sriwijaya).
Penulis: stv
Editor: AF