Pandemi Covid-19 memberi dampak perubahan pada setiap aspek kehidupan manusia, salah satunya perubahan kondisi perekonomian. Banyak masyarakat yang kehilangan pendapatan karena terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) oleh perusahaan yang mengalami penurunan laba ataupun gulung tikar. Namun siapa sangka, pandemi juga membawa perubahan meningkatnya angka orang kaya di Indonesia.
Berdasarkan data dari lembaga keuangan Credit Suisse “Global Wealth Report 2021” yang dirilis akhir Juni 2021 lalu, jumlah penduduk dengan kekayaan bersih US$1 juta dollar atau lebih di Indonesia mencapai 171,7 ribu orang pada tahun 2020. Angka tersebut meningkat 61,7 persen year on year (yoy) dari jumlah pada tahun 2019 yang berjumlah 106,2 ribu orang. Dibandingkan total 270 juta penduduk, jumlah orang kaya itu setara dengan 0,1% populasi.
Lembaga tersebut juga mencatat, jumlah orang Indonesia sangat kaya atau dengan kekayaan tercatat lebih dari 100 juta dollar AS pada tahun 2020 mencapai 417 orang atau naik 22,3 persen dari tahun sebelumnya.
Melansir dari Katadata.co.id, Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), menjelaskan ada beberapa hal yang mendorong peningkatan angka orang kaya di Indonesia semakin banyak. Salah satunya yaitu mereka memiliki wawasan dan kemampuan dalam berinvestasi, terutama pada sektor komoditas dan digital.
Saat pandemi Covid-19, ada beberapa harga komoditas yang mengalami kenaikan seperti pertambangan, perkebunan, dan lain-lain sehingga pendapatan dari investasi tersebut lebih cepat.
Selain itu, banyak orang kaya yang menikmati insentif perpajakan dan memiliki kemampuan untuk mengatur resiko terhadap penurunan nilai aset.
Mirah Midadan, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), pun juga memberikan penjelasan atas kenaikan jumlah orang kaya tersebut disebabkan oleh banyak dana yang tidak aktif. Hal ini terlihat dari peningkatan dana pihak ketiga di perbankan.
Penulis: stv
Editor: HGH
