INDRALAYA, KINERJA – Pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus (PK2) Universitas Sriwijaya dihadiri berbagai tokoh penting, di antara lain Menteri Perhubungan RI Ir. Budi Karya Sumadi, Ketua Ombudsman RI Prof. Amzulian Rivai, S.H., LLM., Ph.D dan Gubernur Sumatera Selatan Ir. H. Alex Noerdin. Usai menghadiri dan menjadi pembicara pada Pengenalan Kehidupan Kampus (PK2) Universitas Sriwijaya pada Rabu (1/8), Budi yang diiringi Alex dan Amzulian langsung keluar gedung auditorium tempat pelaksanaan PK2 menuju gedung Rektorat Universitas Sriwijaya.
Pada saat perjalanan menuju keluar, ada sedikit ‘kejutan’ yang dihadiahkan sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan sebagai Aliansi Mahasiswa Universitas Sriwijaya kepada Budi yang merupakan bagian dari Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo berupa ‘piagam penghargaan’.

Piagam itu bertuliskan “Piagam Penghargaan Aliansi Mahasiswa Universitas Sriwijaya Kepada Kabinet Kerja Jokowi-JK atas kegagalan menjalankan nawacita”. Kelompok aliansi tersebut juga memberikan rilis piagam penghargaan yang berisikan sejumlah substansi permasalahan yang berisikan empat poin tuntutan ditandatangani langsung oleh Koordinator Aliansi Mahasiswa Universitas Sriwijaya, Trisno yang merupakan Presiden Mahasiswa BEM KM Unsri.

Adapun empat isi tuntutan dalam rilis tersebut, yakni:
1. Menuntut pemerintah untuk menurunkan harga BBM non subsidi.
2. Menuntut pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya untuk rakyat Indonesia.
3. Menuntut pemerintah menegakkan kedaulatan hukum yang berkeadilan.
4. Menuntut pemerintah menegakkan kedaulatan sumber daya alam di Indonesia, sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 33 ayat 3.
Budi yang berjalan bersama dengan jajaran Rektorat Unsri, saat ‘dihadiahi’ piagam tersebut hanya menerima saja dan langsung memberikannya kepada stafnya. “Ya sudahlah, saya terima,” ujarnya singkat. Trisno langsung yang memberikan piagam tersebut kepada Budi.

Trisno mengaku tuntutannya berhasil disampaikan, namun ia akan menunggu langkah perbaikan dari pemerintah secara nyata barulah ia klaim aksi itu berhasil. “Secara keseluruhan, aksi kita belum berhasil selama belum ada upaya perbaikan dari pemerintah, namun secara eskalasi, tuntutan kita berhasil tersampaikan,” ujar Trisno kepada Kinerja usai memberikan piagam kepada Budi. Ia berharap, upayanya menyampaikan tuntutan tersebut bisa menjadi bahan koreksi bagi pemerintah atas kegagalan mewujudkan Nawacita. (bgs)