Pada Jumat, 25 Oktober 2024, Dinas Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UNSRI telah menggelar kegiatan Kelas Kastrat secara online melalui Zoom yang dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai jurusan dan instansi. Kegiatan ini mengangkat tema “Unboxing Oleh-Oleh Ekspedisi Indonesia: Mengurai Kompleksitas dalam Menuju Transisi Ekonomi Hijau yang Ramah dan Berkeadilan di Indonesia”.

Acara ini dimulai dengan penyampaian sambutan dari Ketua Pelaksana, Muhammad Dito Jastian Sidik, lalu dilanjutkan oleh Bagas Karunia Pratama selaku Ketua BEM FE UNSRI. Dalam sambutannya, Bagas menyampaikan bahwa Kelas Kastrat ini mengangkat tema ekonomi hijau karena berkaitan dengan keberlanjutan ekonomi sesuai dengan pembelajaran yang ada di perkuliahan.
Setelah mendengar kata sambutan, para peserta diajak untuk menonton video bersama yang menampilkan perjalanan Ekspedisi Indonesia Baru yang mengelilingi Indonesia. Ekspedisi Indonesia Baru sendiri adalah proyek perjalanan yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan menyuarakan berbagai isu sosial, lingkungan, dan budaya di Indonesia. Dalam video tersebut, sejumlah lokasi yang asri diperlihatkan dengan warga lokal yang sedang beraktivitas, seperti bertani. Video tersebut juga menunjukkan kekhawatiran warga terkait kondisi lingkungan yang memburuk dan berdampak pada kondisi sosial di beberapa wilayah.
Kelas Kastrat yang digelar ini memiliki sesi inti, yaitu penyampaian materi yang dibawakan oleh Farid Gabin, seorang jurnalis atau penulis lepas yang juga merupakan Direktur Yayasan Zamrud Khatulistiwa serta Pengawas Ekspedisi Indonesia Baru. Dalam materi yang disampaikannya, Pak Farid menguraikan proses perubahan ekonomi hijau dengan membahas ambisi pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi dan dampaknya terhadap lingkungan. Ia juga menjelaskan mengenai solusi alternatif ekonomi yang dapat diterapkan, seperti ekonomi donat yang menekankan keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian lingkungan, ekonomi hijau yang ramah lingkungan, serta ekonomi biru yang mengedepankan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan.
Para peserta menunjukkan ketertarikan mereka pada pembahasan ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan terkait materi yang disampaikan. Contohnya seperti “Bagaimana program Ekonomi Hijau mengubah kehidupan masyarakat, baik secara ekonomi maupun sosial?”. Respon ini menandakan bahwa peserta tidak hanya mendengarkan, tetapi juga ingin terlibat dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan mengangkat tema tersebut, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang penerapan transisi ekonomi hijau di Indonesia. “Alam itu tidak hanya sekadar ekonomi, dia adalah inspirasi budaya dan sumber bahagia,” ungkap Pak Farid. Ia menekankan bahwa pentingnya menjaga kelestarian alam yang selaras dengan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menciptakan keadaan sosial yang baik.
Setelah mengikuti kelas ini, diharapkan mahasiswa lebih memahami transisi ekonomi hijau dan berperan aktif dalam pelestarian lingkungan sebagai langkah nyata menuju ekonomi Indonesia yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan.
Reporter: Azura
Editor: Kala