Indralaya – BEM KM Unsri baru saja mengadakan konferensi pers di sekretariatan mengenai hasil Munas (Musyawarah Nasional) ke-13 hari ini (12/2). Sebelumnya, Munas tersebut dilaksanakanyang di Universitas Mataram pada tanggal 3 – 10 Februari lalu. Meskipun baru melaksanakan pelantikan dihari yg bersamaan namun tidak menyurutkan semangat dari perwakilan BEM untuk ikut serta. Pada Munas ke-13 ini dihadiri oleh 255 mahasiswa dari 122 universitas, dan yang tergabung dalam BEM SI sebanyak 180 universitas.

Agenda munas BEM SI kali ini berfokus pada pelantikan anggota baru dan juga pemilihan koordinator pusat, koordinator media, koordinator wilayah, koordinator isu, dan koordinator perempuan. Munas yang diselenggarakan pada tanggal 8 Februari ini tidak membahas target jangka panjang, sebab mengenai hal ini ini akan di bahas di rakernas bertempat di Unand. Tidsk hanya membahas target saja, dalam agenda itu juga turut membahas arah gerak ataupun distribusi dari BEM SI sendiri.

Sumbagsel memegang 3 bagian koordinasi untuk menangani isu agraria. Nantinya gagasan tersebut akan diangkat oleh Unsri,l. Sementara itu, isu kesehatan akan di gagas olej Poltekkes Palembang sedangkan untuk korwil (koordinator wilayah) Sumbagsel disepakati untuk diangkat ialah Universitas Lampung.

BEM wilayah Sumatera menyepakati bahwa korpus (koordinator pusat) dipegang oleh pulau Jawa dengan universitas yang diusung ialah UNJ (Universitas Jakarta) sebagai kampus pergerakan .

Sebelum munas diadakan, BEM KM Unsri telah melakukan konsolidasi mengenai gagasan apa yang akan dibawakan pada Munas tahun ini sehingga gagasan yang muncul ialah agraria. Alasan Unsri mengusung isu agraria karena dalam 1 periode pemerintahan Jokowi-JK ada 1769 konflik pada isu agraria yang tidak terselesaikan, artinya perlunya konsentrasi dan konsistensi dalam menggarpa isu agraria sehingga memisahkan isu ini menjadi pertanian dan agraria. Sebab dalam penyelesaian agraria sendiri rumit dan perlu konsentrasi sendiri dan tidak hanya pada kajian dan advokasi sendiri bahkan tantangannya sendiri adalah nyawa dan penjara.

Nyatanya dalam BEM SI sendiri gagasan akan agraria baru pertama kali ada tahun ini dan Unsri berani dalam mengambil gagasan yang cakupannya luas sebab pemecahan masalah isu ini bukan lagi di Sumbagsel melainkan segalah masalah di seluruh Indonesia dan bekerja sama dengan Universitas Batu raja, Universitas Ibi Darmajaya, dan UM Semarang.

Diharapkan dengan keberanian BEM KM Unsri dalam membawa gagasan ini , Unsri bisa menjadi contoh untuk kedepannya.
Presma Unsri berpendapat bahwa konflik agraria ini memang sudah muncul sejak founding father kita dulu, bagaimana adanya pembagian tanah air kita oleh kolonialisme. Maka dari pada itu negara hadir untuk mengatur agraria di negeri ini, yang mana konflik tersebut masih ada dan terus menggerayangi negeri ini.

Dilain sisi, Unsri ingin ada prototype dalam menyelesaikan konflik agraria, dengan ada tumbuh satu aliansi gerakan anti penindasan rakyat yang menjadi track recoord Unsri dalam penyelesaian kasus PTPN 7 cinta manis. Mengingat, kasus tersebut telah berada pada tahap akhir dalam penyelesaian kasus. Bahkan gubernur Sumatera Selatan telah mengeluarkan surat pernyataan bahwa 100 Ha lahan PTPN 7 cinta manis di Desa Betung adalah hak masyarakat hanya tinggal redistribusi lahan tersebut. Tahap selanjutnya litigasi (proses hukum) dan lahan tersebut akan ada tahapan lainnya yang sudah dirancangkan.

Menko pergerakan akan memparadigma dari paradigma pergerakan sekarang menjadi “pergerakan hadir untuk selesai”. Ia berpendapat demikian sebab pergerakan seperti aksi jalanan bukanlah ajang ceremonial belaka dan memotong monotonisme melainkan gerakan ada untuk menyelesaikan masalah hingga tuntas dalam bentuk aksi maaupun advokasi dan sebagainya . Isu ini memang memerlukan waktu yang panjang sebab cakupannya yang luas tapi harapannya BEM KM Unsri bisa menghadirkan formula dari penyelesaian masalah akan isu ini. (Writer: hgh, Dokumentansi: ccf, agm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here