BANGKOK, KINERJA – Sebuah hal yang sangat membanggakan kembali diraih oleh salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi, menyabet mendali emas di tingkat Internasional. Penyabet kategori mahasiswa berprestasi versi LPM Kinerja 2019, siapa lagi jika bukan Raden Kuning Sulinda Pratama, mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan 2017. Kerap disapa Tama, dalam lomba ini ia menggandeng partner team yakni Indah Rosita dari Ilmu Komputer dan M. Edu Agritama dari Ilmu Komputer.
Tim yang beranggotakan tiga orang ini berhasil mendapatkan mendali emas dalam lomba Exhibited at “Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition” On the occasion of “Thailand Inventors’ Day 2020”. Di Bangkok International Trade and Exhibiton Centre, Thailand, pada tanggal 2-6 Februari, dalam kategori Adult dengan mempersembahkan Prototype Aplikasi Ojek Sampah.
![](https://kinerja.net/wp-content/uploads/2020/02/IMG-20200206-WA0013-700x811.jpg)
Acara ini diikuti oleh beberapa peserta dari berbagai negara seperti Arab saudi, Iran, Austria, dan negara lainnya. Acara ini menggaet dewan juri dari NRCT, National Reaseach Council of Thailand.
Sempat Tama jelaskan sedikit tentang Prototype yang ia dan tim kembangkan “Aplikasi Ojek Sampah. Tapi, ini perluasan dari bank sampah pada umumnya dan pe-recycling menjadi energi alternatif sehingga bermanfaat bagi masyarakat, dengan cara Pirolisis, dan mesin yang mendukung, kebetulan itu juga ide dari mahasiswa lainnya di Indonesia yang sudah dipaparkan, jadi ini juga termasuk pengembangan inovasi,” papar Tama.
Prototype ini sudah terbentuk lama, hanya 1 bulan terakhir kembali di analisi dan evaluasi lagi agar menjadi lebih baik.
Latar belakang Tama dan tim memilih mengembangkan prototype ini karena Indonesia penyumbang sampah terbesar kedua di dunia. Kemudian, dikembangkan bagaimana caranya agar orang tidak malas untuk mengelola sampah, hinggaterciptalah inovasi ini. Lalu mereka juga mencoba mendaur ulangnya menjadi energi alternatif.
Tama bersama tim tentunya berharap bahwasannya semoga teman-teman sekalian mampu terinspirasi dari setiap pencapaian yang ia dapatkan kali ini, juga Tama memberikan sedikit motivasi untuk teman-teman sekalian “Kun fa yakun. Dahulu waktu memulai, waktu pertama menginjak dunia perkuliahan, awalnya seperti mustahil. Apa aku bisa? Tapi sekarang, nyatanya, kakiku berpijak di Thailand yang kusebut Negeri Pertemuan. Intinya, Berdoa, harus juga yakin akan doa, lalu usaha, tidak ada yg mustahil bagi Allah untuk kabulkan doa hambanya,” ujar Tama.
Jadi bagaimana kaum intelek? Apakah masih tetap akan menjadi kaum rebahan yang hanya menghabiskan waktu dengan menonton anime maupun drakor? Atau ingin bersama memutar roda kehidupan dan mencapai titik puncak bersama? (bia)