PALEMBANG, KINERJA- Dosen Fakultas Ekonomi Unsri, Ichsan Hadjri, S.T., M.M. kembali membawa harum nama Indonesia khususnya FE Unsri. Dua bulan yang lalu Ichsan merupakan satu-satu nya Dosen FE Unsri yang berhasil mengikuti ICEBEF 2018, dan sekarang Ichsan kembali mengukir prestasi sebagai 1st winner best paper and excellence in research dalam acara APCORE 2018.

Asia-Pasific Consortium Of Research and Educators (APCORE) merupakan organisasi yang berisi peneliti dan dosen dari berbagai universitas di Negara Asia dan Pasifik. Kali ini peserta yang ikut dalam acara yang diselenggarakan pada tanggal 31 Oktober 2018 sampai 3 November 2018 tersebut terdapat kurang lebih 100 peserta yang berasal dari Korea, Jepang, Thailand, Malaysia, Philippines, USA, India, Canada, dan Indonesia.

Acara bergengsi tersebut menyeleksi seluruh paper dari peserta, dan mengambil 6 besar finalis dalam kategori Business dan Finance. Paper Ichsan masuk dalam kategori 6 besar dan kemudian terpilih sebagai Juara 1 best paper internasional dengan judul paper “Islamic Human Resource Management, Spiritual Motivation, and Job Satisfaction: An Empirical Study”.

Ichsan Hadjri, S.T., M.M

Hal yang melatarbelakangi Ichsan memuat paper tersebut adalah kondisi di Negara Indonesia sendiri. “Fenomena umumnya adalah Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Indonesia diharapkan menjadi pusat industri perbankan syariah di dunia. Namun, faktanya total aset perbankan syariah di Indonesia sampai dengan akhir 2016 baru sebesar 5,3%. Persentase tersebut jauh di bawah negara-negara lain seperti Arab Saudi dan Malaysia. Total aset perbankan syariah Arab Saudi mencapai 51%, sedangkan Malaysia mencapai 27%. Sebagai peneliti di bidang manajemen SDM, saya tertarik untuk melakukan penelitian untuk menganalisa fenomena tersebut dari bidang ilmu Manajemen SDM. Salah satunya dengan menggunakan konsep Islamic Human Resource Management (IHRM). Penelitian mengenai IHRM khususnya di Indonesia masih sangat terbatas. Hal ini yang membuat saya tertantang untuk mengembangkan topik penelitian tersebut di Indonesia, khususnya untuk saat ini di lingkup Sumatera Selatan dulu,” cerita Ichsan.

Setelah namanya dipanggil sebagai Juara 1 best paper, Ichsan merasa terkejut. “Alhamdulillah. Sebenarnya saya lumayan terkejut. Karena jujur, peserta dari negara lain papernya bagus-bagus dan presentasi mereka dengan menggunakan bahasa inggris yang lebih bagus dari saya,” ungkap Ichsan.

Di akhir wawancara, Ichsan berharap peneliti di Indonesia tidak kalah dengan peneliti-peneliti di negara lain. “Harapan saya ke depannya, bahwa kita di Indonesia tidak kalah dengan peneliti-peneliti di negara lain. Kita harus bisa berpikir out of the box, bertemu dengan dunia luar, membuat koneksi dengan rekan-rekan dosen baik nasional maupun internasional. Supaya kita bisa mengukur sudah sejauh mana posisi kita dan mencari network untuk dapat mengembangkan kerjasama penelitian dan publikasi. Harapan saya, kita dapat memanfaatkan momentum ini untuk dapat terus belajar dan berprestasi lebih baik lagi,” tutup Ichsan yang kerap memakai hastag #FEUnsriBiso.

Wartawan:
Rahayu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here