Karya Tulis Ilmiah Disusun oleh:

Erik Extrada
NIM: 01021281621056

Ainun Putri
NIM: 01031281621072

Ayu Ulivia
NIM: 06011181621003

BAB I PENDAHULUAN

LatarBelakang

Tujuan Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) merupakan sebuah program yang kini tengah gencar dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Program yang kini dilaksanakan oleh negara-negara di dunia ini berisikan 17 tujuan utama dengan 169 capaian pembangunan untuk memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi di masa mendatang. Tujuan pembangunan berkelanjutan dapat diterapkan secara universal baik di tingkat nasional, regional, maupun global. (Dukungan Nawacita untuk Pencapaian SDGs,2015).


Untuk mencapai target dari pembangunan berkelanjutan maka diperlukan upaya bersama dari tiap-tiap negara di dunia agar dapat memasukan SDGs sebagai agenda pembangunan nasional. Indonesia merupakan salah satu negara yang tengah berupaya untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Target dari pembangunan berkelanjutan tercermin ke dalam sembilan program prioritas presiden Joko Widodo dan wakil presiden Jusuf Kala yaitu “Nawacita”.


Nawacita dapat menjadi wanaha untuk merealisasikan SDGs. Pencapaian target Nawacita akan mengantarkan Indonesia untuk meraih target Sustainable Development Goals karena sifat keduanya yang sama-sama memprioritaskan kalangan berisiko dan menghadirkan pembangunan bagi semua lapisan masyarakat. Dengan adanya implementasi pada program Nawacita kedepannya Indonesia dapat mencapai pembangunan berkelanjutan yaitu pengentasan kemiskinan, akses pendidikan dan kesehatan untuk semua, ketahanan pangan, akses energi untuk semua secara berkelanjutan, pembangunan infrastruktur untuk efisiensi dan kemandirian ekonomi.
Wilayah Indonesia terbentang luas dari Sabang sampai Marauke. Luas wilayah Indonesia terbagi ke dalam beberapa tingkatan daerah seperti provinsi, kabupaten, kota, kecamatan dan desa. Setiap bagian daerah memiliki ciri budaya dan karakter masyarakat yang berbeda. Badan Pusat Statistik mencatat Indonesia memiliki 2.500 bahasa daerah dan 1.300 suku bangsa. Terdapat pula struktur serta sumber daya alam yang berbeda-beda yang terhampar di sebanyak 17.504 pulau Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2010). Perbedaan yang ada menjadikan Indonesia kaya akan keberagaman.

Setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki potensinya masing-masing baik potensi sumber daya alam, sosial budaya, maupun potensi sumber daya manusianya. Potensi yang dimiliki oleh tiap-tiap daerah dapat dijadikan sebagai dasar bagi upaya mempertahankan standar kesejahteraan warganya yang kemudian dapat dikembangkan untuk meningkatkan kehidupan pada taraf yang lebih baik. Pemanfaatan potensi daerah dapat meningkatkan gerak laju perekonomian masyarakat secaraberkelanjutan.
Sumatera Selatan sebagai salah Provinsi di Indonesia memiliki potensi daerah yang beragam. Terdapat potensi sumber daya alam berupa minyak bumi sebanyak 5,03 miliar barrel dan batu bara sebanyak 16.953.615.000 ton atau 60% cadangan nasional (Dinas Pariwisata Palembang, 2015). Terdapat pula potensi perkebunan, pertanian serta pariwisata. Sumatera Selatan juga memiliki potensi berupa keberagaman suku, bahasa dan budaya. Terkhusus pada potensi hasil budaya di daerah Palembang, terdapat kain khas berupa Kain Jumputan atau akrab disebut Kain Pelangi Palembang.

Kain Pelangi Palembang sebagai salah satu hasil budaya di Palembang memiliki pola khas yang dilatarbelakangi oleh corak budaya di Palembang. Walaupun terdapat kesamaan dengan Kain Jumputan Jawa, kain Pelangi Palembang memiliki ciri khas berupa warna-warna kain yang cerah dan “berani”. Sebagai salah satu potensi daerah, kain Pelangi dapat dimanfaatkan sebagai wahana untuk menyongsong pembangunan berkelanjutan (SDGs) melalui Nawacita. Namun, pemanfaatan dan pendayagunaan kain Pelangi belum maksimal. Selama ini pemanfaatan kain Pelangi hanya sebatas pada bahan baku industri tekstil seperti busana. Penggunaan Kain Pelangi pada acara-acara tertentu juga mempersempit ruang penggunaan Kain Pelangi. Maka dari itu penulis memperkenalkan Konsep “My Bokap” sebagai alternatif penggunaan Kain Pelangi pada My Bottle yang mana penggunaannya sedang marak di kalangan mahasiswa.

Dengan adanya pemanfaatan ini penulis mengharapkan adanya optimalisasi penggunaan Kain Pelangi sebagai potensi daerah Palembang dalam bidang sosial budaya untuk menyongsong tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan melalui program Nawacitayaitu.
RumusanMasalah
Bagaimana konsep pengaplikasian My Bokap pada My Bottle sebagai optimalisasi potensi daerah dalam menyongsongSDGs?
Apakah manfaat yang ditimbulkan My Bokap sebagai optimalisasi potensi daerah dalam menyongsongSDGs?

Tujuan

Untuk mengetahui pengaplikasian My Bokap pada My Bottle sebagai optimalisasi potensi daerah dalam menyongsongSDGs
Untuk mengetahui manfaat yang ditimbulkan My Bokap sebagai optimalisasi potensi daerah dalam menyongsongSDGs

Manfaat

Adapun manfaat yang sangat berguna dengan ditulisnya karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
ManfaatPraktis
Bagi pembaca tulisan ini bermanfaat sebagau referensi untuk mendapatkan informasi mengenai optimalisasi pemanfaatan Kain Jumputan sebagai potensi daerah untuk mendukung pembangunan berkelanjutan SDGs.
ManfaatTeoritis
Bagi penulis tulisan ini berguna untuk menuangkan pengetahuan mengenai optimalisasi pemanfaatan Kain Jumputan sebagai potensi daerah untuk mendukung pembangunan berkelanjutan SDGs.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Nawacita
PengertianNawacita
Nawacita adalah konsep dasar yang memajukan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian. Untuk mengubah dan mewujudkannya, diperlukan kerja nyata tahap demi tahap, dimulai dengan bangunan pondasi dan upaya percepatan pembangunan diberbagi bidang. (widodo dankalla,2016)
Agenda PrioritasNawacita
Untuk memnunjukan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indoensia yang berdaulat secar politik, mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan, maka dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan. Kesembilan agenda priodritas itu disebut nawacita. Agenda prioritas nawacita adalah sebagi berikut:
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negaramaritim.
Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembagaperwakilan
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah- daerah dan desa dalam kerangka negarakesatuan.
Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, danterpercaya.

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program “Indonesia Pintar”; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program “Indonesia Kerja” dan “Indonesia Sejahtera” dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asialainnya.
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor- sektor strategis ekonomidomestik.
Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikanIndonesia.
Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga. (Widodo dan Kalla,2014)

Sustainable DevelopmentGoals

2.2.1 Pengertian SDGs
Disepakati saat pertemuan dunia September 2015, Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (the 2030 Agenda for Sustainable Development atau SDGs) adalah kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan yang bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan hak

asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. SDGs/TPB diberlakukan dengan prinsip-prinsip universal, integrasi dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak akan ada seorang pun yang terlewatkan atau “No-one Left Behind”. SDGs terdiri dari 17 Tujuan dan 169 target dalam rangka melanjutkan upaya dan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir akhir pada tahun 2015 lalu. (Perserikatan Bangsa-Bangsa,2015)
TujuanSDGs
Tujuan dan target-target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) bersifat global dan dapat diaplikasikan secara universal, dengan mempertimbangkan berbagai realitas nasional, kapasitas dan tingkat pembangunan yang berbeda-beda serta menghormati kebijakan dan prioritas nasional. Tujuan dan target ini tidak berdiri sendiri dari satu sama lain — tujuan dan target ini perlu diimplementasikan secara terpadu. SDGs merupakan hasil dari proses yang bersifat transparan, partisipatif dan inklusif terhadap semua suara pemangku kepentingan dan masyarakat selama tiga tahun yang panjang. SDGs mewakili sebuah kesepakatan yang belum pernah terjadi sebelumnya mengenai prioritasprioritas pembangunan berkelanjutan di antara 193 Negara Anggota. Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagaiberikut
:
Mengakhiri segala bentuk kemiskinandimanapun.
Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, meningkatkan gizi dan mendorongpertanian.
Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegalausia.
Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semuaorang.
Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh perempuan.

Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang.
Menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan serta modern bagi semuaorang.
Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, inklusif, dan berkelanjutan, serta kesempatan kerja penuh, produktif dan pekerjaan yang layak bagi semuaorang.
Membangun infrastruktur yang berketahanan, mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelnjutan sertainovasi.
Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antaranegara.
Menjadikan kota-kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, berketahanan danberkenjutan.
Menjamin pola produksi dan konsumsi yangberkelanjutan
Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dandampkanya.
Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan dan sumber daya laut secara berkelnjutan untuk pembangunanberkelanjutan.
Melindungi, memperbarui, serta mendorong penggunaan ekosistem daratan yang berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragamanhayati.
Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi semua orang, serta membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruhtingkatan
Memperkuat perangkat-perangkat implementasi (means of implementation) dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunanberkelanjutan.
(Perserikatan Bangsa-Bangsa,2015)

Kain jumputan
Kain jumputan adalah salah satu kain tenun tradisional palembang yang dibuat dengan cara jelujur ikat. Kain yang juga disebut kain pelangi itu sebagian besar dibuat oleh tangan-tangan perajin di sebuah lorong kecil di pinggiran Kota Palembang, Sumatera Selatan. Tangan-tangan itu terampil, mulai dari melukis bahan dasar, menjahit jumputan, mencelup warna, hingga melapisi zat. Disebut kain pelangi karena warna-warnanya semeriah pelangi. Corak inilah yang membedakan motif kain jumputan di Palembang dengan kain-kain jumputan daerah lain. motif kain jumputan palembang banyak corak dan ragam diantaranya badang segi empat, bunga tanjung, mawar isi lima, sumping, pucuk rebung, bintang berkandang, kalajengking, jengger ayam, dll (Dinas Pariwisata Palembang,2015)

Kain jumputan atau kain pelangi merupakan kerajinan tenun yang dihasilkan dengan teknik jumputan (tie and dye) untuk menghasilkan motif tertentu dari dari bahan berwarna putih polos. Dimulai dengan menjahit dan mengikat erat bagian-bagian tertentu kemudian mencelup dalam larutan pewarna sesuai keinginan. Pada perkembangannya teknik pembuatan kain jumputan ini mengenal metode strich and dye, yaitu membuat jelujur dengan benang pada bidang kain dengan mengikat pola yang telah ditentukan. Selanjutnya dengan ditarik erat-erat sehingga berkerut-kerut, lalu dimasukkan ke dalam larutan pewarna kain. Kain jumputan biasanya memiliki motif yang memenuhi seluruh bahan. Kain jumputan yang biasa, satu pasang terdiri atas bahan untuk bagian atas, bagian bawah, dan selendang. Untuk jenis ini, para perajin umumnya membuat jumputan dengan satu tema warna. Kain jumputan umumnya menggunakan bahan sutera, dan memiliki berbagai macam motif, antara lain motif bintik tujuh, kembang janur, bintik lima, bintik sembilan, cuncung (terong), bintang lima, dan bintik-bintik. (ePalembang,2017)

Pengaplikasian Kain Jumputan ke My Bottle

My Bottle adalah botol minuman yang populer sekarang. Membeli my bottle biasanya akan dapat pouch nya atau kantung untuk membawa botol. Di lingkungan penulis Universitas Sriwijaya banyak sekali mahasiwa yang menggunakan my bottle. Mulai dari perempuan hingga Laki-laki. Namun, desain dari my bottle itu sendiri tidak variatif. Kain coklat sebagai pouch nya kemudian dibotol nyo ada tulisan my bottle dengan warna yang beragam di tutup nya seperti biru, hitam ataupun kuning. Dengan populernya my bottle ini, kami memilki ide untuk mengaplikasikan salah satu kain daerah sumatera selatan yaitu kain jumputan. Dengan desain my bottle yang tidak variatif kami mencoba untuk menjadikan my bottle ini sebagai media untuk mempromosikan budaya yaitu kain jumputan. Selama ini, kain jumputan hanya digunakan untuk rok ataupun baju saja. Tapi juga bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengaplikasian kain jumputan ini dengan cara mengganti pouch my bottle itu dengan kain jumputan kemudian tulisan my bottle di dalam botol nya diganti dengan motif dari kainjumputan.

BAB III METODE PENULISAN
Teknik Pengumpulan Data dan Informasi

Data dalam karya tulis ini berkaitan dengan ide yang diangkat mengenai produksi dan penjualan kain jumputan dan my bottle data diperoleh dari berbagai sumber referensi seperti jurnal ilmiah, artikel ilmiah, buku literatur, hasil penelitian dan beberapa makalah yang mendukung. Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah kajian pustaka. Langkah awal dalam proses pengumpulan data adalah menentukan seberapa banyak penjualan dari my bottle yang mana menjadi refpresentasi dari my bokap dan produksi kainpelangi.

Pengolahan Data danInformasi pengolahan data menggunakan analisis data kualitatif yang terdapat dalam referensi dan dikelola dengan cara mendeskripsikan datatersebut.

sumber:bukalapak.com

Berdasarkan data di atas menjelaskan bahwa penjualan my bottle sangat diminati oleh masyarakat ataupun kalangan lainnya. Terlihat dari data penjualan per bulan Oktober yang bersumber dari shopee bahwa pada bulan Oktober produk yang terjual di Toko Joliecolletions.id tembus 17360. Total dari 5 toko yang ada di Shopee penjualan per bulan adalah 40.129. Penjualan My bottle per hari diambil dari penjulan 5 toko shopee adalah 1295 botol per hari. Sedangkan data yang diambil dari bukalapak total dari 5 toko tersebut menjual sebanyak 646 per hari. Jadi, bisa disimpulkan dari data penjualan my bottle bahwa memang sedang digemari dimasyarakat.

Perbandingan Kain Jumputan

Berdasarkan data penjualan di atas menjelaskan tentang perbandingan kain pelangi dan kain songket bahwa kain pelangi memang belum optimal di masyarakat palembang. Perbandingan data antara penjualan kain songket dan kain pelangi sangat berbeda jauh. Dari 5 toko di shopee yang terjual kain pelangi nya hanya 3 item. Sedangkan, kain songket dari 5 toko di shopee yang terjual sebanyak 244 item. Dari 5 toko di bukalapak kain pelangi hanya terjual sebanyak 3 item sedangkan kain songket terjual sebanyak 894 item. Data penjualan kain pelangi dan kain songket ini tidak hanya kami batasi kain nya saja tapi juga dlama bentuk baju ataupun rok. Jadi, dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa penjualan kain pelangi memang rendah dibandingkan dengan kain songket. Hal ini menunjukan kurangnya minat masyarakat terhadap kainpelangi.

Kerangka Berpikir

My Bokap merupakan gagasan untuk mengoptimalisasi suatu permasalahan mengenai peningkatan peminat kain pelangi di sektor sosial budaya. Konsep ini mengenalkan adanya kain pelangi di palembang dimana kain ini masih rendah peminatnya di masyarakat ataupun kalangan lainnya. Pengenalan kain pelangi tersebut memberikan suatu perumusan atas gagasan yang bertujuan untuk membuat suatu inovasi yang bertujuan untuk mempromosikan kain pelangi. Perumusan tersebut didukung oleh beberapa pustaka yang membantu untuk proses pembentukan inovasi ini. Pustaka kajian dari beberapa sumber memberikan data yang dibutuhkan untuk proses pengelolaan yang disampaikan secara rinci dalam proses implementasi atas gagasan inovasiini.

BAB IV PEMBAHASAN
Konsep Pengaplikasian Kain Jumputan Pada MyBottle

Salah satu upaya untuk mengoptimalkan potensi daerah Palembang guna menyongsong pembangunan berkelanjutan adalah dengan cara menerapkan kebudayaan tersebut di kehidupan sehari hari. Contoh nya adalah dengan mengaplikasikan kain pelangi ke botol minum yang sedang populer di masyarakat seperti my bottle. Hal ini dilakukan agar suatu kebudayaan tidak dianggap asing di masyarakat. Dengan begitu secara tidak langsung generasi muda dapat mengenal kain pelangi melalui mybokap.
Konsep dari my bokap ( My Bottle Kain Pelangi ) adalah penggunaan kain pelangi sebagai pouch. Konsep utama my bokap ini menggunakan konsep utama dari manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Perencanaan dilakukan dengan mencari lokasi distributor botol untuk my bokap. Kemudian mencari pengrajin kain pelangi yang ada di Palembang untuk membuat pouch dari my bokap. Pengrajin ini akan membuat pouch yang warna-warna nya sesuai dengan warna dari botol-botol yang akan dibuat. Botol-botol yang dicari adalah botol yang transfaran dan tidak berwarna. Sehingga, yang berwarna hanya tutup botol nya saja. Fungsi dari botol yang dipilih transfaran adalah pada bagian tengah botol akan dibuat tulisan bermotif kain pelangi dengan tulisan nya berbeda-beda seperti tulisan “saya cinta Palembang”, “I Love MyBokap”.
Setelah dilakukannya perencanaan yang matang tahap selanjutnya yaitu pengorganisasian. Dimana kami akan bermitra dengan dinas pariwisata Palembang dalam mempromosikan kain pelangi ini. Kami akan bermitra untuk meminta dukungan finansial dan moril dari Dinas Pariwisata Palembang sebagai pendukung konsep my bokap. Dinas Pariwisata Palembang harus dilibatkan secara langsung dalam pengelolaan program ini, pemerintah bekerja sebagai penyokong dan juga sekaligus pengawas. Selain itu, dengan dilibatkannya para pengrajin kain pelangi di Palembang secara langsung untuk melaksanakan konsep

maka akan mendukung penjualan pengrajin yang kelak akan berdampak pada perekonomian pengrajin dan lingkungannnya.
Pengarahan (actuating) dari program ini dimulai dengan pengarahan dari tim penulis dan dinas pariwisata kepada pengrajin dan penjual my bokap. Penjual yang akan mendidistribusikan my bokap ini contohnya penjual souvenir pada saat asian games 2018 di Palembang. Alasan menjual my bokap di asian games karena secara tidak langsung mempromosikan salah satu kebudayaan Palembang ke mancanegara. Selain itu, sarana dari penjualan my bokap ini adalah lewat jejaring media sosial seperti instgram, oa line dan website resmi dinas pariwisata yang akan dikelola langsung oleh tim penulis dan dinas pariwisata selaku mitra sebagai media untuk mempromosikan budaya dengan segmen pasar yaitu generasimuda.
Setelah semua perencanaan, pengorganisasian dan pengarahan dijalankan tahap akhir yaitu dengan melakukan pengawasan (controling). Pengawasan disini dilakukan dengan melihat seberapa sukses konsep yang telah dibuat dan akan dijalankan. Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam pengadaan barang, promosi dan pada saat penjualan. Di tahap pengawasan akan diketahui dimana letak kekurangan dari konsep ini yang diterapkan.

Manfaat konsep MyBokap

Manfaat jika konsep “my Bokap” terjalan akan berdampak pada peningkatan pengenalan kain pelangi di masyarakat dan generasi muda. Melalui konsep ini sebagai media untuk mempromosikan kebudayaan daerah. Sehingga dapat mengoptimalisasikan potensi kebudayaan daerah Palembang. Apabila konsep ini diterapkan, pengrajin kain pelangi akan meningkat produksinya dengan diiringi meningkatnya pendapatan. Kebudayaan daerah yang hadir di kehidupan sehari-hari seperti kain pelangi yang diaplikasikan pada botol ini membuat kain pelangi terjaga eksistensinya di masyarakat. Sebagai upaya untuk menjaga kebudayaan itu agar tetap bertahan di tengah globalisasi yang semakin marak ini. Dimana batas kebudayan antar negara sudah tidak terlihat lagi. Manfaat dari konsep ini adalah untuk mensukseskan sdgs dan nawacita. Dimana nawacita merupakan cerminan dari SDGs dan konsep my bokap ini salah satu cara untuk mengimplementasikan nawacita yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indoensia bisa maju dan bangkit bersama bangsa0bangsa Asia liannya dan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari karya tulis mengenai konsep my bokap ( my bottle kain pelangi) adalah sebagai berikut :
Konsep my bokap ini menggunakan konsep utama manajemen yang dimulai dari, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan..
Potensi besar yang dapat dikembangkan dalam konsep ini adalah dapat menaikan penjualan dari pengrajin kain pelangi dikarenaka menambah variasi dari penggunaan kainpelangi.
Manfaat jika konsep my bokap ini berjalan adalah sebagai media promosi budaya Palembang yaitu kain pelangi. Menajaga eksistensi kain pelangi ditengah masyarakat khususnya generasi muda.
Dengan adanya konsep my bokap ini bertujuan untuk mensukseskan program nawacita dimana merupakan cerminan dari programSDGs.

Saran
Penulisan ini untuk memberikan gagasan kepada pihak-pihak terkait dalam mempromosikan budaya Palembang yaitu kain pelangi. Dari data yang sudah ada bahwa minat konsumen terhadap kain pelangi jauh lebih rendah dari kain yang lain. Selain itu melalui kosep ini harapannya akan dapat meningkatkan produksi pengrajin sehingga nanti banyak bermunculan pengrajin-pengrajin kain pelangi yang baru. Konsep ini tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak adanya kordinasi dan kesinambungan dari mitra, pengrajin, dan distributor sehingga diperlukan kordinasi dari setiap elemen dalam pengimplementasian konsep ini.

DAFTAR PUSTAKA

BPS. (2015). Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010. [Online]. Available at: https://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/watermark%20_Penduduk%20Indonesia%20Hasil%20SP%202010.pdf[Diakses pada 16 Nov 2017].
Darajati. (2016). Upaya Pencapaian Target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Indonesia, 1-20.
EPalembang. (2009). Kain Jumputan. Available at: http://www.epalembang.com/lang/id/travel-tourism/art-and-culture/jumputan[Diakses pada 10 November 2017]
Kadin. (2015). Potensi Daerah Sumatera Selatan. [Online]. Available at: http://www.kadin-indonesia.or.id/potensi/potensi-daerah/283250044312/Potensi-Daerah-Sumatera-Selatan[Diakses pada 14 Nov 2017]
PSI. (2015). Dukungan Nawacita untuk Pencapaian SDGs. [Online]. Available at: http://www.sanitasi.or.id/?p=713[Diakses pada 16 Nov 2017].
Selvi. (2015). Motif Pelangi Jumputan Palembang. Available at: http://palembang-tourism.com/berita-373-motif-pelangi-jumputan-palembang.html[Diakses pada 10 November 2017]
Sutikno dan Maryunani. (2007). Journal of Indonesian Applied Economics: Analisis Potensi dan Daya Saing Kecamatan sebagai Pusat Pertumbuhan Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) Kabupaten Malang, 1-17.
UN. (2015). Sustainable Development Goals. Available at: http://www.undp.org[Diakses pada 10 November 2017]
Widodo dan Kala. (2014). Jalan Perubahan Untuk Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian: Visi Misi dan Program Aksi, 1-42.
Widodo dan Kala. (2016). 2 Tahun Kerja Nyata Jokowi. Available at: www.kerjanyata.id[Diakses pada 29 Nov 2017]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here